Jumat, 26 Juli 2013

Ramadhan: Momentum Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Ibadah

Assalamu'alaikum wr. wb. 

Tak terasa saudaraku, ramadhan telah menapakkan kakinya di malam ke-17. Malam dimana menurut beberapa mufashirin bahwa kitab yang mulia -Al Quran- "diturunkan". Apabila seseorang bertanya kepada kita, bagaimanakah kualitas dan kuantitas ibadah mu hingga malam ini? Bagaimana jika seseorang yang bertanya itu adalah seorang manusia paling mulia sejagad, dia yang kelahirannya membawa rahmat bagi seluruh alam ini? Rasulullah Muhammad saw. Lalu, seandainya ibadah kita sedikit, beliau bertanya kembali: Tidakkah engkau wahai fulan/fulanah ingin bersama ku di surga kelak?. Apa jawaban kita saudaraku? Bagaimana perasaan kita ditanya seperti itu???

Ketahuilah saudaraku, ramadhan merupakan suatu bulan yang penuh dengan kesempatan emas! Tiada bulan yang memiliki keutamaan sebanyak ini selain bulan ramdhan.

Mari kita simak sebuah hadits yang mengajarkan kepada kita, betapa pentingnya sebuah kesempatan emas.
Abu Hurairah RA berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Segolongan umatku akan masuk surga sebanyak 70 ribu yang wajah mereka bersinar bagaikan rembulan.’ Maka, berdirilah Ukasyah bin Muhshin al-Asady seraya mengangkat tangan lalu berkata, ‘Doakan untukku Ya Rasulullah agar aku termasuk golongan mereka.’

Lalu Rasulullah berdoa, ‘Ya Allah, jadikanlah dia dari golongan ini.’ Lalu, seorang dari golongan Anshar berdiri dan berkata, ‘Ya Rasulallah, doakan agar aku termasuk golongan mereka juga.’ Rasulullah bersabda, ‘Engkau telah didahului Ukasyah.’” (HR al-Bukhari, lihat as-Sunan al-kubra karangan al-Baihaqi, juz X, hlm 139).

Hal yang menarik dari hadis ini dalam konteks Ramadhan adalah kesempatan Ukasyah yang dimasukkan dalam segolongan umat yang masuk surga dengan wajah yang bersinar bagaikan rembulan atau golongan yang masuk surga tanpa hisab. Sedangkan, orang Anshar yang minta didoakan setelah Ukasyah ditolak Rasul dengan bahasa yang halus karena kesempatan emas sudah diambil Ukasyah.

Kesempatan emas adalah salah satu faktor penting bagi manusia untuk menggapai kesukesan dalam hidup di dunia dan juga akhirat. Boleh jadi seorang akan menyesal selamanya karena tidak segera menggunakan peluang emas.

Betapa banyak manusia gagal karena tidak menggunakan kesempatan yang melewatinya. Ramadhan adalah bulan istimewa di mana Allah memberikan peluang banyak untuk mencapai derajat tinggi di dunia dan di surga kelak.

Di antara kesempatan emas itu, pertama, kesempatan untuk diampuni dosa-dosanya yang terdahulu melalui puasa Ramadhan. Qiyam Ramadhan dan qiyam pada Lailatul Qadar bila dilakukan dengan dasar imaanan wa ihtisaaban. (HR an-Nasa’i, no 2503 dan 2504).

Dan, setiap hari malakat-malaikat memintakan ampunan bagi mereka saat berpuasa sampai berbuka orang-orang puasa diampuni dosa-dosa mereka pada malam terakhir bulan Ramadhan. (HR Ahmad, al-Bazzar, al-Baihaqi).

Kedua, kesempatan untuk dilipatgandakannya amal-amal kita, termasuk beribadah pada malam Lailatul Qadar yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan. Ketiga, peluang untuk mendapatkan doa-doa mustajab. “Orang yang berpuasa saat berbukanya memiliki doa mustajab yang tidak akan ditolak.” (HR Ibnu Majah dan al-Baihaqi). Lihat juga QS al-Baqarah [2]: 186).

Keempat, peluang untuk mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan saat berbuka dan kesenangan saat berjumpa dengan Allah. (HR at-Tirmizi). Kelima, peluang  untuk mendapatkan surga melalui puasa. “Bagi orang berpuasa pintu di surga yang disebut ar- Rayyan yang tidak dimasuki kecuali oleh mereka bila yang terakhir sudah masuk, maka pintu akan ditutup.” (HR an-Nasa’i).

Di sana masih banyak peluang bagi umat Islam pada bulan Ramadhan ini untuk menggapai kesuksesan dunia dan akhirat tanpa batas. Sungguh Ramadhan adalah bulan agung penuh berkah. Barang siapa yang tidak menggunakan peluang emas di dalamnya pasti akan menyesal selama-lamanya.

“Ya Allah jadikanlah kami orang yang memaksimalkan Ramadhan untuk menggapai rahmat-Mu, ampunan-Mu, dan dilepaskan dari siksa neraka.” Amin.

Wassalamu'alaikum wr. wb.
Sumber: saduran dari tulisan KH Prof Achmad Satori Ismail: Republika Online Kamis, 26 Juli 2013 pkl. 00.00 Wib.

1 komentar:

Blog Walker mengatakan...

jika berkenan mohon followback ane di terbarutau.blogspot.com trims

Posting Komentar

 
;